Rabu, 23 Desember 2015

TUGAS TAMBAHAN ( IZZATULISLAM )



TUGAS TAMBAHAN

IZZATULISLAM

PERMASALAHAN UMMAT ISLAM MASA KINI...

Pendahuluan
الحمدُ للهِ القائل ِفي مُحكم ِالتنزيل : ﴿إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ﴾ الرعد/11
Abad ke 15 Hijriah ini pernah disebut sebagai abad kebangkitan Islam, dengan harapan bisa menggerakkan semangat dan usaha untuk mengembalikan kejayaan Islam. Namun sampai saat ini kondisi umat Islam masih terpuruk, yang secara umum masih dalam kondisi “terjajah”.
Dalam kajian Islam kali ini kita akan mendiskusikan beberapa problematika umat dan tantangannya dan kita lanjutkan dengan solusianya, terutama hal-hal yang bisa kita kerjakan, sebab Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لا يَعْنِيهِ (الترمذى، وابن ماجه، والبيهقى فى شعب الإيمان عن أبى هريرة)
Kompleksitas Problem
Di bidang ekonomi masyarakat Muslim dunia sama sekali tidak bisa diandalkan. Sampai sekarang sistem yang dipakai tetap saja kapitalisme dengan segala konsekuensinya. Negara-negara Muslim yang memang sudah miskin semakin miskin saja dengan kapitalisme yang dibanggakan Amerika itu. Sistem perekonomian Islam yang menjanjikan keadilan itu tidak mencul sama sekali. Sistem bank konvensional (riba) masih menjadi pilihan utama masyarakat dunia, kalau tidak karena terpaksa. Belum lagi dengan kemiskinan negara-negara Muslim yang menyebabkan mereka harus berhutang pada negara-negara kapitalis. Yang pada gilirannya juga akan mempersulit mereka. Bahkan untuk sekedar membayar bunga hutang.
Dari segi politik juga demikian. Amerika dengan PBB praktis menguasai seluruh negara didunia tidak terkecuali negara Muslim. Dengan kekuatan persenjataan dan teknologi tinggi, secara politis Amerika telah menjadi polisi dunia. Begitu pula kelompok-kelompok pertahanan dan politik seperti NATO yang lumayan represif terhadap Islam. Di pentas dunia, negara-negara Muslim sendiri tidak punya kekuatan jika dibanding mereka. Organisasi negara-negara Islam seperti OKI tidak bisa berbuat banyak menghadapi PBB dan NATO. Bahkan sekedar turut berperan serta dalam menentukan harga dan kuota minyak – yang negara-negara arab sangat berkepentingan terhadap hal itu- tidak mampu dilakukan. Fakta-fakta masih terpinggirkannya peran Islam dalam dunia internasional ditambah lagi dengan problem umat islam di Palestina, Afghanistan, Irak, Sudan, Tunisia, Mesir, Eriteria, Kashmir, Cechnya, dll. Belum lagi problem kaum muslimin minoritas di belahan bumi ini.
Kini umat Islam bahkan agama Islam sedang mengalami tekanan hebat dengan isu terrorisme.
Ismail Raji al Faruqi menjelaskan kondisi umat ini:
Dunia Ummah Islam saat ini berada pada anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Di dalam abad ini, tidak ada kaum lain yang mengalami kekalahan dan kehinaan seperti yang dialami kaum Muslimin. Kaum Muslimin telah dikalahkan, dibantai, dirampas negeri dan kekayaannya, dirampas kehidupan dan harapannya[1].
Untuk menetralisir tuduhan keji ini ada baiknya kita simak orasi
Ustadz Pierre Vogel (Da’i Jerman) Berikut:
Silakan lihat Video di:
http://www.gensyiah.com/bantahan-terhadap-tuduhan-kaum-muslimin-sebagai-teroris.html
Dalam bidang pemikiran, umat Islam telah berhasil dikelabuhi oleh berbagai gerakan westernisasi yang berakibat adanya trend di kalangan umat Islam untuk meniru Barat dan merasa asing serta phobi pada Islam sendiri. Kini pemikiran islam banyak yang terkontaminasi oleh skularisme dan liberalisme. Dari segi sosial budaya umat Islam lebih menyukai meniru Barat dalam banyak hal seperti model berpakaian, cara bergaulan, bahasa dan simbol-simbol budaya lainnya. Kemudian ini juga berlanjut dengan menganggap baik segala apa yang berasal dari Barat dan sebaliknya menganggap yang dari Islam itu jelek dan ketinggalan jaman, bahkan sampai pada taraf anti yang berbau arab karena diidentikkan dengan islam.
Dalam hal sains dan teknologi jelas umat Islam jelas ketinggalan meskipun secara personal banyak umat Islam yang canggih keilmuannya, namun sayang kurang mendapatkan tempat di negara-negara Islam atau memang loyaslitasnya kepada agama dan bangsanya kurang.
Dalam bidang Agama banyak negara-negara Islam yang kurang mempedulikannya, ditambah dengan banyaknya aliran sempalan dan pemikiran yang merusak. Dalam hal ini Syekh Muqbil al-Wadi’I Rahimahullah memaparkan bala` dan fitnah yang harus dihadapi oleh umat Islam yaitu:
1) Hukkam Jahilun bis-Syari’ah. Diantara mereka ada yang memusuhi syariat Allah, menghina al-Qur`an dan melecehkan Sunnah Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, menggirim rakyat kepada Hawiyah (kebinasaan).
2) Kelompok-kelompok (Ahzab) sesat yang sekiranya mereka menguasai kursi pemerintahan akan berbuat kerusakan. Kebanyakan mereka sesuai dengan QS al-Baqarah ayat 204-206).
3) Ulama Suu` dan lainnya yang sifatnya sama dengan yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أخوف ما أخاف على أمتي منافق عالم اللسان
4) Jama’at yang bermacam-macam dan saling bermusuhan bahkan perhatiannya untuk menghabisi yang yang lain melebihi perhatiannya untuk menghadapi Yahudi, Nasrani dan aliran-aliran yang jelas-jelas sesat[2].
Begitu pula dalam masalah-masalah lain seperti hukum, lingkungan, kesehatan, dan bencana alam.
Kondisi seperti ini masuk ke dalam firnah akhir zaman yang diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir menimpaku. Maka aku bertanya; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan? Beliau bersabda: ‘Ada’. Aku bertanya: Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan? Beliau bersabda: Ya, akan tetapi didalamnya ada dakhan. Aku bertanya: Apakah dakhan itu? Beliau menjawab: Suatu kaum yang mengikuti selain sunnahku dan mengambil petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah. Aku bertanya: Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan? Beliau bersabda: Ya, da’i – da’i di atas pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku. Beliau bersabda: Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita. Aku bertanya: Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya? Beliau bersabda: Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya. Aku bertanya: Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun imamnya ? Beliau bersabda: Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu”.[3]
Syaikh Abdul Aziz Ibn Baz Rahimahullah berkata[4]:
فهذا الحديث العظيم الجليل يرشدك أيها المسلم إلى أن هؤلاء الدعاة اليوم، الذين يدعون إلى أنواع من الباطل كالقومية العربية، والاشتراكية والرأسمالية الغاشمة، وإلى الخلاعة والحرية المطلقة وأنواع الفساد كلهم دعاة على أبواب جهنم، سواء علموا أم لم يعلموا، من أجابهم إلى باطلهم قذفوه في جهنم. ولا شك أن هذا الحديث الجليل من أعلام النبوة، ودلائل صحة رسالة محمد صلى الله عليه وسلم حيث أخبر بالواقع قبل وقوعه فوقع كما أخبر.
فنسأل الله لنا ولسائر المسلمين العافية من مضلاّت الفتن، ونسأله سبحانه أن يصلح ولاة أمر المسلمين وزعماءهم حتى ينصروا دينه، ويحاربوا ما خالفه. إنه ولي ذلك والقادر عليه.(فتاوى بن باز ج1/ ص296 )
Perlunya Mengenali Keburukan
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali Hafidzahullah berkata[5]: Perlu diketahui bahwa Manhaj Rabbani yang abadi yang tertuang dalam uslub Qur’ani yang diturunkan ke hati Penutup Para Nabi tersebut tidak hanya mengajarkan yang haq untuk mengikuti jejak orang-orang beriman (sabilul Mu’minin). Akan tetapi juga membuka kedok kebathilan dan menyingkap kekejiannya supaya jelas jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (sabilul Mujrimin). Allah berfirman.
{ وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ } [الأنعام:55]
Dan demikianlah, kami jelaskan ayat-ayat, supaya jelas jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa“. (Al-An’am : 55)
Yang demikian itu karena istibanah (kejelasan) jalannya orang-orang yang suka berbuat dosa (sabilul Mujrimin) secara langsung berakibat pada jelasnya pula sabilul mu’minin. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu kejelasan sabilul Mujrimin merupakan salah satu sasaran dari beberapa sasaran penjelasan ayat-ayat Rabbani. Dengan demikian menyingkap rahasia kekufuran dan kekejian serta problematika umat lainnya adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk menjelaskan keimanan, kebaikan dan kemaslahatan.
Seorang penyair masa abbasiyyah Abu Faras al-Hamdani berkata:
عَرَفْتُ الشّرَّ لا لِلشّرِّ لَكِنْ لِتَوَقّيهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الشّرَّ منَ الناسِ يقعْ فيهِ
“Aku kenali keburukan tidak untuk berbuat buruk, akan tetapi untuk menghindarinya. Barangsiapa yang tidak mengenali keburukan dari manusia, maka akan terjerumus ke dalamnya”.
Hakikat inilah yang dimengerti oleh generasi pertama umat ini -Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiallahu ‘Anhu. Maka ia berkata : “Manusia bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang keburukan, karena khawatir akan terjebak di dalamnya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar